Apakah Malik bin Dinar seperti itu? Ya, dulu beliau seperi itu. Lalu beliau berkata lagi,
"Tapi di suatu hari, aku ingin menikah dan memiliki anak. Maka aku pun menikah dan isteriku melahirkan anak yang kuberi nama Fatimah. Aku sangat mencintainya. Setiap kali Fatimah bertambah besar, imanku pun bertambah dan maksiatku berkurang. Mungkin Fatimah tahu kalau aku memegang botol khamr, lalu ia mendekat padaku,aku menjauhkan botol itu darinya, sedang ia baru berusia 2 tahun. Seakan Allah menjadikan ia melakukan itu. Setiap kali Fatimah bertambah besar, imanku pun bertambah. Dan semakin aku selangkah lebih dekat dengan Allah, maka aku sedikit demi sedikit jauh dari maksiat, hingga usia Fatimah genap 3 tahun."
"Ketika usianya 3 tahun, ia mati......".
"Maka hidupku berubah menjadi lebih teruk dari dahulu. Aku belum memiliki kesabaran orang yang beriman yang menguatkanku menerima bala', sehingga syaitan mempermainkanku. Sehingga datang suatu hari, maka ia berkata,"Mabuklah kau yang mana kau belum pernah mabuk seperti itu sebelumnya.....".Maka aku pun ingin mabuk, aku ingin minum khamr, sehingga aku minum semalaman."
"Lalu aku bermimpi yang menebus kesedaranku. Aku bermimpi melihat diriku pada hari kiamat. Ketika matahari menjadi gelap, lautan berubah menjadi api, bumi bergoncang, dan manusia berkumpul di hari kiamat, manusia berbondong-bondong, aku bersama manusia, aku mendengar ada yang menyeru,"Fulan bin Fulan kemarilah menghadap pada Yang Maha Berkuasa."
"Aku lihat wajah Fulan bin Fulan itu berubah menjadi hitam kerana ketakutan. Sehingga aku mendengar si penyeru itu memanggil Malik bin Dinar. Manusia di sekelilingku hilang, seakan tidak ada orang di bumi Masyar itu. Lalu aku melihat ular besar lagi ganas berjalan ke arahku sambil membuka mulutnya. Aku pun berlari ketakutan, hingga aku menemukan lelaki tua lagi lemah dan aku berkata,'Tolonglah aku dari ular itu.'Ia berkata,'Anakku, aku lemah, aku tidak bisa menolongmu, tetapi larilah ke arah ini mungkin kau akan selamat'."
"Aku pun lari ke arah yang ia tunjukkan. Ular berada di belakangku, dan di depanku neraka. Maka aku pun berkata,'Apakah aku akan lari dari ular dan jatuh ke neraka?'Aku pun segera kembali lari dan ular semakin mendekatiku, aku kembali kepada lelaki lemah itu sambil berkata, 'Selamatkanlah aku, tolonglah aku.' Ia pun menangis kasihan pada keadaanku, lalu berkata,'Aku lemah seperti yang kau lihat, aku tidak mampu melakukan apa-apa, tetapi larilah ke gunung itu mungkin kau akan selamat'."
"Aku pun lari ke gunung dan ular akan menyambarku. Lalu aku lihat di puncak bukit itu anak-anak kecil, mereka berteriak, 'Wahai Fatimah, temuilah bapamu, temuilah bapamu!'."
"Aku pun tahu kalau itu anakku. Aku gembira kerna anakku yang mati di usia 3 tahun menolongku, mengambil tanganku dan mengusir ular itu dengan tangan kirinya, sedang aku seperti mayat kerana takut. Lalu aku pun duduk di kamarku seperti aku duduk di dunia, dan ia berkata, 'Wahai bapaku, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah..."(Al-Hadid:16)".
"Aku bertanya, 'Wahai anakku, beritahulah padaku tentang ular itu'. Ia menjawab, 'Itu adalah amalmu yang buruk, kau besar-besarkan dan kembangkan, sehingga ia hampir memakanmu. Bukankah kau tahu wahai bapaku, bahawa amal di dunia akan berubah memiliki jasad di hari kiamat?'."
"Aku bertanya lagi, 'Dan lelaki lemah itu?'. Ia menjawab,'Itu adalah amal solehmu. Kau lemahkan dia, sehingga ia menangis melihat keadaanmu, dan ia tidak mampu melakukan sesuatu. Sekiranya kau tidak melahirkan aku, dan aku mati ketika masih kecil, tentu tidak ada yang bermanfaat bagimu'."
"Aku pun terbangun dari tidurku sambil berteriak, 'Telah datang, wahai Tuhanku,...telah datang, wahai Tuhanku..."Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah....".
"Aku pun mandi dan keluar untuk solat subuh, aku ingin bertaubat, kembali pada Allah s.w.t."
Beliau bercerita lagi, "Ketika aku masuk masjid, sang imam sedang membaca ayat al-quran yang sama,
No comments:
Post a Comment