Photobucket

Thursday, November 4, 2010

ILMU DUNIA @ ILMU AKHIRAT??


Ilmu dalam Al Qur’an, Hadits dan Para Ulama
Ilmu merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi setiap orang. Demikian juga halnya dalam agama yang mulia ini ilmu memiliki kedudukan yang amat tinggi, dalam Al Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat”.
(QS : Al Mujadalah [58] :11).
Demikian juga dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirhammelainkan mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang besar”[1].
Demikian juga sabda beliau shallallahu ‘alaihi was sallam,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan padanya seluruh[2] kebaikan maka Allah akan jadikan ia faham terhadap urusan agamanya[3].
Demikian juga di mata para ulama, ilmu memiliki kedudukan yang istimewa diantaranya adalah bagi syaikhnya para ahli hadits, Imam Bukhoriy rohimahullah, hal ini terbukti karena beliau rohimahullah membuat satu kitab dalam kitab shohihnya yang berjudul Kitabul ‘Ilmi yang beliau letakkan setelah Kitabul Iman[4]. Demikian juga ulama yang lainnya. Akan tetapi apakah kita telah tahu apakah ilmu yang Allah ‘Azza wa Jalla dan NabiNya shollallahu ‘alaihi was sallamkatakan ??!! Oleh karena itu marilah kita pelajari barang sejenak. Karena terkadang orang sering salah paham menggunakan dalil-dalil berupa Al Qur’an dan Sunnah dalam masalah keutamaan ilmu.
Pengertian Ilmu dalam Dalil-Dalil Al Qur’an dan Sunnah
Kebanyakan orang terutama mereka yang hidup di lingkungan akademik perkuliahan ilmu umum memiliki anggapan bahwa ilmu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala puji pemiliknya dengan Allah ‘azza wa jalla naikkan derajat mereka beberapa derajat termasuk di dalamnya adalah ilmu-ilmu umum. Padahal tidakah demikian, ilmu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala maksudkan adalah ilmu agama, ilmu syar’i. Hal ini berdalilkan kejadian yang terjadi di masa Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
مَرَّ بِقَوْمٍ يُلَقِّحُونَ فَقَالَ « لَوْ لَمْ تَفْعَلُوا لَصَلُحَ ». قَالَ فَخَرَجَ شِيصًا فَمَرَّ بِهِمْ فَقَالَ « مَا لِنَخْلِكُمْ ». قَالُوا قُلْتَ كَذَا وَكَذَا قَالَ « أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ ».
Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam melalui beberapa orang yang sedang melakukan penyerbukan kurma, beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Kalaulah kalian tidak melakukan hal yang demikian maka hasilnya akan baik”. (Para sahabat mengikuti perkataan beliau) kemudian hasil kurmnya jelek. Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam melalui mereka lagi dan berktanya, “Mana kurma kalian?” mereka mengatakan, “Engkau katakan demikian dan demikian (agar tidak menyerbukan kurma)”[5]. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Kalian lebih paham berilmu tentang urusan dunia kalian[6].
Ahli Fiqih Zaman ini, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaiminrohimahullah mengatakan barkaitan dengan hadits di atas, “Seandainya ilmu semisal ilmu di atas yang Allah ‘azza wa jalla memuji orangnya maka sudah pastilah Allah jadikan beliau sebagai orang yang paling tahu tentang ilmu tersebut karena orang yang paling banyak Allah puji ilmu dan amalnya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam”[7]. Akan tetapi kita lihat bersama dalam hadits di atas tegas menunjukkan bahwa beliau bukanlah orang yang mengetahui ilmu masalah penyerbukan kurma di atas (baca : ilmu dunia) sehingga jelaslah ilmu yang Allah janjikan akan ditinggikan derajat pemiliknya adalah ilmu syar’i/ilmu agama islam dan bukan sama sekali ilmu dunia.
Kedudukan Ilmu Dunia
Ilmu dunia adalah suatu yang nyata adanya di hidup dan kehidupan kita, hal ini merupakan suatu hal yang diperlukan untuk menjalani hidup karena manusia membutuhkan dunia dan mereka hidup di dunia. Oleh karena itulah ilmu dunia merupakan suatu hal yang tidak kita ingkari, terlebih lagi karena islam adalah agama yang nyata dan tidak mengingkari adanya realita. Namun sekali lagi kami katakan bahwa kami tidaklah meniadakan manfaat/faidah dari ilmu dunia sama sekali namun faidah/manfaat yang ada pada ilmu dunia adalah faidah/manfaat yang bersifat terbatasBatasan tersebut adalah jika ilmu tersebut digunakan untuk menolong agama Allah dan membantu hamba-hambaNya untuk melaksanakan keta’atan kepada Allah maka ilmu tersebut adalah ilmu yang memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan. Bahkan terkadang dalam waktu tertentu hukum menuntutnya bisa menjadi wajib jika hal itu masuk dalam apa yang Allah firmankan,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu (yaitu orang-orang kafir Mekah[8])dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya (semisal orang munafik, yahudi[9]) sedang Allah mengetahuinya”.
(QS : Al Anfal [8] :60).[10]
Syaikh Abdur Rohman bin Nashir As Sa’diy rohimahullahmengatakan, ”Yang dimaksud dengan (مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ) adalah semua hal yang kalian mampu bail itu berupa kekuatan yang bersifat akal pikiran (non fisik pent.), fisik serta persenjataan dan lain sebagainya berupa hal-hal yang dapat membantu untuk memerangi mereka. Maka termasuk dalam hal tersebut bidang perindustrian peralatan perang berupa artileri, senapan mesin, peluru, pesawat, armada darat dan laut, benteng pertahanan, pesawat perang. Demikian juga strategi yang membuat kaum muslimin terdepan dan mampu mencegah keburukan yang diberikan lawan-lawan mereka, mempelajari cara-cara menembak, meningkatkan keberanian dan semangat dan perencanaan”[11]. Dengan demikian bukanlah seluruh ilmu non agama termasuk dalam ayat ini melainkan ilmu-ilmu atau penemuan berupa teknologi yang membuat musuh-musuh islam takut, Allahu A’lam.
Adapun ilmu yang selain ilmu agama dan ilmu non agama dalam keadaan demikian maka hukumnya tergantung tujuannya, apabila tujuannya/niatnya untuk kebaikan maka baik akan tetapi jika tujuannya keburukan maka buruk. Demikian juga jika tujuannya semata-mata tujuan rendahan semisal untuk meraih dunia semata maka rendah juga, karena ia merupakan perkara yang hukum asalnya mubah.
Kesimpulan
Ilmu yang Allah ‘azza wa jalla puji dalam Al Qur’an dan melalui lisan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam mutlak kabaikan bagi pelakunya adalah ilmu agama. Allahu a’lam bish showab.

No comments:

Post a Comment